Seminar Nasional dan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 Guru Sekolah Dasar di gedung Seameo Biotrop-Tajur, secara resmi di buka oleh Rektor Universitas Pakuan Dr.H.Bibin Rubini.M.Pd di damping Hari Muharam. SE.,MM selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi, Ir.Arif Mudianto .MT, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Drs. Deddy Sofian M.Pd beserta jajarannya di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan..
Peradaban bangsa dari masa ke masa di berbagai bidang tidak lepas dari andil dunia pendidikan, agar bermanfaat bagi para guru dan mahasiswa Pendidikan guru sekolah dasar yang mengikuti seminar ini. Oleh karena itu guru adalah kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum dari hasil survey terhadap 200 guru di kota bogor pada bulan September 2013 yang menghasilkan :
Kegiatan pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengimplemantasikan Kurikulum 2013 perlu terus dilakukan, baik yang difasilitasi oleh sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah pusat. Supervisi pembelajaran seyogyanya menjadi kebutuhan setiap guru dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang dilakukannya untuk memastikan diri sebagai seorang pembelajar yang terus berusaha belajar mengasah kemampuan diri.
Narasumber Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd yang mewakili Prof.Dr.Syawal Gultom M.Pd (tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang sama di medan) mengatakan; Guru adalah jantung pendidikan sebagai ujung tombak keberhasilan bangsa dan negara. 2,9 juta guru di Indonesia baru 50.000 guru yang telah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013, ini merupakan tantangan guna menghasilkan prestasi generasi bangsa Indonesia ke depannya yang akan bersaing ketat untuk menghadapi tahun 2015 kepada kompotiter yang dapat menikmati dunia pendidikan di Indonesia.
Narasumber Prof.Dr.H. Mohamad Surya mengatakan bahwa guru sekolah dasar merupakan cikal bakal para pemimpin bangsa Indonesia, bahkan pemimpin dunia sehingga derajatnya tak perlu diragukan dengan para guru jenjang kelanjutannya. Bagi manusia belajar merupakan tugas hidup dalam rangka memperoleh kelangsungan hidupnya untuk menjadi manusia seutuhnya. Proses pembelajaran yang diawali secara informal dalam keluarga kemudian berkembang dengan pembelajaran formal di sekolah untuk kemudian dilengkapi dan ditambah dengan pembelajaran melalui pendidikan non-formal. Proses inilah yang kemudian akan menjadi fundasi dalam membangun kualitas manusia untuk mencapai kualitas kehidupan yang baik dan bermakna.
Guru merupakan pembangun generasi baru untuk memperoleh kehidupan yang lebih bermakna di masa depan. Guru menjadi mitra orang tua dalam proses pembelajaran selanjutnya, sebagai pembangun generasi baru, guru harus memahami dan memanfaatkan potensi siswa, memotivasi kreativitas, mengajar siswa untuk mencari, mengkaji, mensintesiskan, berkomunikasi, bekerja sama dan memecahkan masalah.
Guru di era globalisasi yang di tandai dengan kepesatan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi dan komunikasi. Tugas dan peran guru memiliki banyak perbedaan dengan guru di masa lampau. Guru masa kini disebut guru digital.
Guru masa kini berkerja dalam dunia yang berlangsung dengan cepat. Perubahan yang begitu cepat dalam era pengaruh media. Guru harus menjadi bagian dari perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru harus menjadi mitra teknologi dan menerapkan dalam dunia pembelajaran. Guru masa kini harus bekerja bersama untuk menfasilitasi, berinovasi, menterpadukan, mengkoordinasikan, berpartisipasi, menemukan, mengadvokasi, member petunjuk jalan. Diraskan bena mengajar menjadi kadaluarsa. Hal itu menimbulkan tantangan untuk mengadakan perubahan besar dalam mengajar dan pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat siswa masa kini berbeda dengan siswa di masa lalu. Siswa masa kini merupakan bagian dari generasi digital. Mereka menjadi pribumi komunitas digital, dan mereka menjadi penyelamat teknologi. Mereka beraktivitas belajar secara kolaboratif atau bekerja sama secra aktif. Juga mereka terkenoneksi secara global dengan teman sebaya mereka di seluruh dunia. Mereka lebih kreatif dan inovatif. Hasil Pembelajaran di abad ke 21 harus menjadikan siswa untuk mampu menganalisis isi dan menilainya secara kritis. Dengan begitu di masa yang akan datang guru akan berkata kepada siswanya: ”apa yang ingin kamu ketahui”. Luar biasa Mindset Guru yang relevan untuk Era Globalisasi.
Narasumber Dr.Eri Sarimanah.M.Pd Bahwa visi pendidikan 2025 menciptakan insan indonesia menjadi cerdas dan kompetitip melalui perubahan: spritual, sosial emosional, intelektual perubahan mindset dan pendekatan dan perubahan pola perubahan. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Konsep-konsep inilah yang dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana yang menjadi pedoman guru dalam melaksanakan tahapan pembelajaran. Namun kenyataan banyak guru beranggapan bahwa menyusun RPP tidak penting. Bagi mereka, yang terpenting adalah masuk di kelas dan siswa mendapat pelajaran. Pemikiran demikian ini perlu menjadi perhatian para Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Suatu hal yang tidak bisa ditawar, bahwa RPP wajib disusun oleh guru sebelum guru masuk kelas. Karena dengan adanya perencanaan guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu secara efisien. Dengan demikian memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai. Oleh karena itu diperlukan model RPP yang memenuhi standar minimal. Sehingga Kopetensi Inti akan di dapat :